Bagikan:

Insiden KM Kway Fey, Luhut: Kedaulatan Lebih Penting Dari Hubungan Kedua Negara

"Kita tentu akan memperkuat pengkalan laut kita di Natuna. Kita secara bertahap pasti akan melakukan seperti penambahan kapal dan kekuatan lainnya,"

BERITA | NASIONAL

Senin, 21 Mar 2016 20:43 WIB

Insiden KM Kway Fey, Luhut: Kedaulatan Lebih Penting Dari Hubungan Kedua Negara

Ilustrasi: kapal Penjaga Pantai Cina (Sumber: Common Wikipedia)

KBR, Jakarta- Pemerintah meminta   Cina tidak menyepelekan kedaulatan negara Indonesia. Kata  Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan  kedaulatan Indonesia lebih penting dari pada hubungan kedua negara.

"Justru itu kita menjelaskan sikap pemerintah yang konsern terhadap itu dan kita tentu juga spiritnya hubungan kedua negara memang penting tetapi kedaulatan Indonesia lebih penting," Ujar Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan  kepada Wartawan di Istana, Senin (21/03).

Kata dia, pemerinta Cina harus segera memberikan jawaban terkait surat protes keras yang baru saja dikirimkan oleh Pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri hari. Selain itu kata dia, agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, pihaknya berjanji bakal memperkuat keamanan laut di wilayah-wilayah terluar Indonesia termasu perairan Natuna.

"Kita tentu akan memperkuat pengkalan laut kita di Natuna. Kita secara bertahap pasti akan melakukan seperti penambahan kapal dan kekuatan lainnya," Ujarnya.

Sebelumnya,  Pemerintah memastikan sudah mengirimkan surat protes keras kepada pemerintah Cina. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, hal itu dilakukan terkait tragedi masuknya kapal penjaga keamanan laut milik Tiongkok ke wilayah laut Indonesia dan turut campur dalam upaya penangkapan kapal penangkap ikan milik Tiongkok yang kedapatan melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia.

Kata dia, ada tiga poin yang disampaikan dalam surat tersebut. Poin pertama kata dia, adalah mengenai masalah pelanggaran hak berdaulat dan yurisdiksi Indonesia di kawasan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan landas kontinen. Yang kedua adalah mengenai upaya yang dilakukan oleh kapal penjaga pantai   Cina untuk mencegah upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh otoritas Indonesia di wilayah ZEE dan landas kontinen. Yang terakhir kata dia, keberatan keberatanan Pemerintah Indonesia terhadap pelanggaran kedaulatan laut teritorial Indonesia.

Dia memastikan penegakan hukum terhadap delapan orang anak buah kapal KM Kway Fey tetap dilaksanakan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku di Indenesia. 

Penambahan Armada di Natuna

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) TNI Arie Henrycus Sembiring nyatakan akan menambah jumlah armada dan frekuensi kapal yang berjaga di perairan Natuna, Kepulauan Riau, pasca insiden pengejaran kapal pencuri ikan asal Cina Kway Fey. Arie menyebut bahwa penambahan armada penjagaan itu tak hanya pada jumlahnya tetapi juga frekuensi penjagaannya.

"Keduanya, jumlahnya maupun frekuensinya dan kita sudah koordinasikan juga bahwa ini akan terintegrasi dengan bakamla angkatan laut dan stake holder lain. Kita tidak bicara jumlah pastinya dulu, tapi kita akan tambah. Kalau dobel sudah pastilah, jadi penambahan itu tidak hanya jumlah tapi juga bobot. Yang tadinya kelas patroli nanti kita datangkan kelas lebih besar.  (Kapal KRI?) KRI," papar Arie (21/3/2016)

Menanggapi hal ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menyebut akan mengirimkan kapal Skipi KKP ke sana. Kapal KKP yang dimaksud dilengkapi dengan Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI), yang beroperasi sebagai kapal pengawas perikanan.  Kapal ini dibangun dengan menggunakan desain dan supervisi dari MSS (Merite System Service). Bahkan kata Susi, Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut juga akan memberikan kontribusi dengan mengirimkan armadanya untuk berjaga di wilayah tersebut.

"KKP juga akan geser skipinya ke sana, April ini. Ada 4 skipi tapi tidak ke sana semua. Ada dua yang (dikirim ke sana). Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) juga siap akan kontribusi armadanya menjaga di sana," terang Susi (21/3/2016).

Sebelumnya pengejaran kapal pencuri ikan asal Cina Kapal Motor Kway Fey 10078 di Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu kemarin (19/2/2016) mendapat intervensi petugas kelautan Cina. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan kapal Indonesia KP Hiu 11 dihalangi kapal penjaga pantai   Cina sehingga KM Kway Fey berhasil lolos namun Indonesia berhasil menangkap 8 nelayan Cina.

Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Cina, Sun Weide bersikeras bahwa insiden tersebut terjadi bukan di teritori Indonesia tetapi di wilayah perikanan tradisional Cina. Ia juga meminta agar Menteri Susi melepaskan 8 nelayan yang telah ditangkapnya. Namun Susi membantah pernyataan pihak Kedutaan Besar Cina yang menyebut Kapal Kway Fey sedang mencari ikan di Perairan Tradisional Cina ketika Pemerintah Indonesia menangkapnya.

Mengenai area perikanan tradisional Cina atau yang disebut "Traditional Fishing Ground", Susi anggap itu adalah klaim sepihak Cina karena area yang dimaksud tak pernah diakui di tingkat internasional. Kata Susi, Indonesia sejauh ini hanya memiliki "Traditional Fishing Right" hanya dengan Malaysia karena adanya perjanjian yang telah disepakai kedua belah pihak pada area tertentu.

Terkait tembakan peringatan yang mengarah ke udara saat pengejaran kapal pencuri ikan Kway Fey di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Susi menilai hal itu dilakukan sesuai prosedur internasional. Sementara, tindakan kapal penjaga laut Cina yang menabrakkan kapal mereka pada Kway Fey saat petugas KKP Indonesia di dalamnya sedang mencoba mengambil alih itu dianggap sebagai sebuah ancaman yang membahayakan.  


Editor: Rony Sitanggang
 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending