GMT di Palangkaraya Berlangsung 3 Menit
Proses gerhana di Palangkaraya berlangsung selama 1 jam, sedang gerhana total hanya berlangsung 3 menit

Rangkaian proses Gerhana Matahari Total (GMT) dari Silaut, Kab.Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (9/3). Fenomena GMT dinikmati di kawasan paling selatan di propinsi itu selama dua jam 6 menit dan
KBR, Palangkaraya - Warga dan wisatawan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah antusias menyaksikan gerhana matahari total, meski cuaca sempat berganti mendung.
Salah satu wisatawan asal Jakarta, Santoso mengamati fenomena langka ini dari atap Hotel Luansa, Kota Palangkaraya. "Saya justru yang lebih sepi di Hotel Luansa. Cuaca di sini berubah-ubah, tetapi dapat lah bagaimana proses matahari tertutup bulan," ujarnya kepada KBR, Rabu, 9 Maret 2016.
Sementara diperkirakan ribuan warga turun ke jalan untuk menyaksikan fenomena langka tersebut. Warga mayoritas berkumpul di Bundaran Besar Palangkaraya. Sebagian warga mendapatkan kacamata khusus yang dibagikan tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Santoso, proses gerhana di Palangkaraya ini terjadi sekitar 1 jam. "Proses kayak matahari digigit. Kemudian mengembang yang bagian hitamnya itu, sampai tertutup total itu mungkin satu jam lebih," kisahnya.
Sedangkan gerhana matahari total hanya berlangsung selama 3 menit. "Seperti malam, padahal kita tahu itu sudah pagi. Kira-kira pukul 7.30 terjadi gelap total itu," ujarnya.
Kota Palangkaraya, menurut Santoso, didatangi banyak tim peneliti dan wisatawan. Salah satunya berasal dari Jepang dan Filipina. Saat ini, sebagian warga masih berada di luar sambil berbincang dan sebagian lagi sudah kembali ke rumah.
GMT juga muncul di 11 provinsi membentang dari Sumatera bagian selatan, ke Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan Maluku.
Editor: Damar Fery Ardiyan
Salah satu wisatawan asal Jakarta, Santoso mengamati fenomena langka ini dari atap Hotel Luansa, Kota Palangkaraya. "Saya justru yang lebih sepi di Hotel Luansa. Cuaca di sini berubah-ubah, tetapi dapat lah bagaimana proses matahari tertutup bulan," ujarnya kepada KBR, Rabu, 9 Maret 2016.
Sementara diperkirakan ribuan warga turun ke jalan untuk menyaksikan fenomena langka tersebut. Warga mayoritas berkumpul di Bundaran Besar Palangkaraya. Sebagian warga mendapatkan kacamata khusus yang dibagikan tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Santoso, proses gerhana di Palangkaraya ini terjadi sekitar 1 jam. "Proses kayak matahari digigit. Kemudian mengembang yang bagian hitamnya itu, sampai tertutup total itu mungkin satu jam lebih," kisahnya.
Sedangkan gerhana matahari total hanya berlangsung selama 3 menit. "Seperti malam, padahal kita tahu itu sudah pagi. Kira-kira pukul 7.30 terjadi gelap total itu," ujarnya.
Kota Palangkaraya, menurut Santoso, didatangi banyak tim peneliti dan wisatawan. Salah satunya berasal dari Jepang dan Filipina. Saat ini, sebagian warga masih berada di luar sambil berbincang dan sebagian lagi sudah kembali ke rumah.
GMT juga muncul di 11 provinsi membentang dari Sumatera bagian selatan, ke Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan Maluku.
Editor: Damar Fery Ardiyan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai