KBR, Tanjung Enim - Ekploitasi tambang Bukit Asam (Persero) di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera selatan mulai mendekati pemukiman Bukit Munggu, Kelurahan Pasar Tanjung Enim. Sedang kedalaman tambang batubara ini sudah mencapai 15 meter. Salah seorang warga, Fatah Yasin (46) mengatakan, jarak tambang saat ini hanya 100 meter dari pemukiman, sehingga debu sanggat mengganggu pernafasan warga.
"Kalau malam hari dan cuaca hujan, kami takut. Warga juga resah takut tanahnya longsor. Karena kalau alat berat sedang operasi getarannya sampai terasa sampai rumah," jelasnya kepada radio jaringan KBR, RGBA FM, kamis (17/3/16).
Itu sebab, sejumlah warga berbagai usia mulai mengawasi dan membuat posko penolakan, serta dapur umum di lokasi rawan tersebut. "Terpaksa mereka kami usir agar tidak terus menggali tanah di belakang rumah kami ini. Kami takut pak, rumah kami ini bisa longsor dan membahayakan jiwa," ujar Fatah.
Sementara, Koordinator Komitmen 27 (K27) Westi Mahendra yang mewakili masyarakat Bukit Munggu dan Bedeng Kresek meminta PTBA menghentikan sementara eksploitasi tambang di RT/RW: 03/05. Apalagi lahan di kawasan ini belum semua dibebaskan perusahan tambang BUMN tersebut.
"Jelas ini merupakan tekanan dari pihak PTBA agar negosiasi lebih cepat. Padahal belum semua selesai. Seolah-olah masyarakat ini diuber-uber ditakuti. Saya perhatikan, siang di usir, tetapi malam hari sekitar jam 2-3 bergerak," terang Westi.
Terkait hal ini, kami mencoba mengonfirmasi General Manager (GM) Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) Suhedi tetapi tak berhasil. "Pak GM berangkat ke Jakarta. Kalau pagi tadi ada," kata salah satu satpam perusahaan.
Editor: Damar Fery Ardiyan