KBR, Bandung- Direktur
Pusat Kebudayaan Prancis, Melanie Martini mengaku kecewa dengan pembatalan
acara monolog Tan Malaka atas desakan ormas intoleran. Dia juga mengaku bingung
dengan tuntutan para pendemo yang menganggap penyelenggara menyebarkan ajaran
komunis.
"Kebingungan ini harus disikapi secara bijak dan kita harus lebih toleran menyikapi tindakan kemarahan dan kekecewaan terhadap kelompok yang tadi datang melakukan diskusi," ujarnya di Institut Francais Indonesie (IFI) Jalan Purnawarman, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/3).
Dia menambahkan, materi pementasan tak terkait paham komunis. Ujarnya, penjelasan mengenai kegiatan ini merupakan bentuk seni, tak digubris pendemo.
Pihak Institut Francais Indonesie (IFI) menyatakan pembatalan pementasan monolog Tan Malaka ini merupakan hal yang sulit bagi penyelenggara acara, Main Teater. Kelompok itu akhirnya harus “taat” membatalkan acaranya atas alasan keamanan aktor dan penonton.
Editor: Dimas Rizky