KBR, Jakarta - Kementerian Pertanian mengantisipasi penyebaran virus anthrax di Sulawesi Selatan melalui vaksinasi di tiga kabupaten. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno membenarkan virus anthrax menjangkiti sapi dan kerbau di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Kementeriannya mencatat, sejak pertengahan Februari hingga awal Maret, puluhan sapi dan kerbau ditemukan mati akibat virus tersebut.
"Total yang mati, sapi itu 13, mulai terjadi tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 4 Maret, kerbau 9 ekor," kata Muladno kepada KBR, Sabtu (12/03/2016).
Namun, sejumlah peternak tidak paham tentang penyebaran virus, sehingga mereka justru memotong sapi yang sakit dan menjual dagingnya ke pasar. Kendati demikian, Muladno memastikan belum ada manusia yang tertular virus anthrax.
"Yang lainnya karena belum tahu, ada yang dipotong, dagingnya dibeli pedagang yang kemudian dijual dan kita tidak tahu dijualnya ke mana. Sampai hari ini tidak ada kejadian manusia yang tertular," lanjut Muladno.
Menurut Muladno, pemerintah dari tiga kabupaten yakni Pinrang, Sidrap dan Enrekang telah berkoordinasi mencegah penyebaran virus. Kata dia, Dinas Peternakan masing-masing kabupaten telah memberikan vaksin untuk pencegahan, serta mengobati ternak yang terjangkit.
"Kepala Dinas Peternakan di tiga daerah itu, Pinrang, Enrekang dan Sidrap melakukan sosialisasi, pencegahan, melalui vaksinasi dan pengobatan supaya betul-betul berakhir di situ," jelas dia.
Virus anthrax termasuk kategori endemik di Sulawesi Selatan. Muladno menyebut, sejumlah daerah seperti Maros dan Sidrap sebelumnya pernah terjangkit virus tersebut. Ini lantaran bakteri anthrax mampu hidup lama di dalam tanah. "Bisa hidup berpuluh-puluh tahun, sehingga ketika sapi makan rumput kemudian menyerang limpa, metabolismenya terganggu dan berakibat pada kematian. Dan yang berbahaya anthrax ini bisa menular ke manusia," pungkas Muladno.
Editor: Nurika Manan