KBR, Banjarnegara – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara segera merelokasi 40 keluarga atau 153 orang di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah. Meski menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Catur Subandrio, upaya relokasi ini mendapat penolakan sebagian warga.
Ia pun menambahkan, bencana longsor yang menghantam puluhan rumah di RT 1, 2 dan 3 RW 01 Desa Clapar ini sebetulnya sudah diprediksi sejak 2008 lalu. Itu sebab, pemerintah setempat menyiapkan upaya relokasi. "Ini kita sebetulnya sudah direlokasi sejak tahun 2008. Prosesnya sejak 2008. Cuma ada beberapa warga yang tidak mau, ada tiga kepala keluarga yang tidak mau direlokasi. Tapi kita sudah ada tempatnya untuk relokasi. Ya tetap akan direlokasi," jelas Catur di Banjarnegara, Sabtu (26/03/2016). Karena penolakan sejumlah warga tersebut, relokasi saat itu kemudian terhenti.
Setelah bencana longsor kembali menimpa Desa Clapar, kata Catur, BPBD setempat akan meminta warga tak lagi menolak relokasi. Sebab, wilayah yang kini dihuni masuk dalam zona merah longsor Jawa Tengah.
Catur menjelaskan, lahan untuk relokasi warga sudah disediakan pemerintah sejak 2008 silam, sehingga lembaganya tinggal mengajukan anggaran pembangunan.
Sementara, Kepala Pos AJU BPBD Banjarnegara, Andri Sulistiyo mengatakan, pengungsi sebagian besar tinggal di SDN 2 Clapar, sedangkan lainnya mengungsi ke kerabat yang masih berada di desa yang sama. Pihaknya memastikan logistik pengungsian tercukupi.
Longsor besar terjadi di permukiman warga Clapar dengan dimensi mencapai area seluas lima hektare. Tanah meluncur secara bertahap dimulai Kamis (24/03/2016) pukul 18.00 WIB, diikuti luncuran cepat pada pukul 01.30 Jumat (25/03/2016) dinihari dan Jumat pagi. Beruntung, saat terjadi luncuran cepat yang merusak puluhan rumah, seluruh Warga Clapar sudah mengungsi sehingga tidak ada korban jiwa.
Editor: Nurika Manan