KBR, Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta aliran dana asing yang mengalir pada sejumlah pendukung ISIS di Tanah Air ditelusuri. Ia meminta kepolisian untuk memerintahkan bank membekukan rekening yang terlibat.
Kata JK, PPATK dan Densus 88 juga harus mendalami info ini secepatnya agar kecurigaan akan transaksi dari luar negeri tidak mengancam perekonomian nasional.
“Itu kan memang jaringan internasional saling membantu pasti. Jumlahnya kita tidak tahu. Memang saya baca di Australia macam-macam. Itu jaringan internasional sejak dulu begitu. Itu langkah yang bagus untuk mencapai informasi,” kata JK di Kantor Wapres, Rabu (25/3/2015).
“Kemudian kita harus menyelidikinya dengan benar uang itu apa, darimana. Harus jelas juga. Nanti jangan setiap ada transfer dari luar negeri dicurigai juga. Nanti berbahaya untuk ekonomi kita kan.”
JK mengaku belum mendapat laporan resmi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal dugaan aliran uang tersebut. Namun JK sudah mendengar ada dana asing dari Australia untuk membantu pendukung ISIS di Indonesia.
Sebelumnya Wakil Ketua PPATK Agus Santoso mengklaim menemukan ada aliran dana asing ke organisasi masyarakat dan individu pendukung ISIS di Indonesia. Dana tersebut diduga untuk merekrut pendukung atau memberangkatkan pengikut ISIS ke Irak dan Suriah. Kata Agus, salah satu sumber dana berasal dari Australia. Jumlah dana di rekening pendukung ISIS itu mencapai Rp 7 miliar.