KBR, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menawarkan mediasi antara situs-situs yang diblokir dan BNPT, Selasa (31/3/2015). Hal ini dinyatakan setelah pemimpin redaksi tujuh situs itu menyambangi Kemenkominfo untuk meminta klarifikasi.
Pemimpin Redaksi Hidayatullah.com, Malhadi, mengatakan pihaknya akan menanyakan konten-konten yang disebut berbahaya dan mendorong radikalisme. Pihaknya siap menjelaskan konten-konten itu.
"Makanya lebih bijak kita bicara konten apa yang dianggap berbahaya. Kemudian kami diajak bicara," ujar Malhadi kepada KBR, Selasa (31/3) siang.
"Misalnya Hidayatullah.com diajak bicara. Bahwa konten yang ini berbahaya. Letak bahayanya di sini, di sini. Kan itu lebih enak dan lebih arif," tambahnya.
Malhadi menambahkan, pihaknya siap menerima bila konten-konten yang dianggap melanggar peraturan nanti diblokir. Namun Malhadi meminta situs mereka tetap bisa diakses sebab ada konten lain yang tidak bermasalah.
Kemenkominfo memblokir 22 situs yang dianggap berkonten radikal. Tindakan itu dilakukan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT menyebut situs-situs ini mendorong radikalisme. BNPT mengklaim, permintaan blokir atas masukan masyarakat.
Editor: Antonius Eko