KBR, Nunukan – Ratusan pedagang makanan kaki lima di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utaram terancam gulung tikar, karena mahalnya harga minyak tanah nonsubsidi.
Harga minyak tanah nonsubsidi di Kabupaten Nunukan mencapai Rp 20 ribu per liternya. Ini berbeda jauh saat minyak tanah masih disubsidi seharga Rp 5 ribu.
Ketua asosiasi Pedagang Kaki Lima Kabupaten Nunukan Kastari mengatakan, lebih dari 200 pedagang kaki lima dari 400 anggota asosiasi pedagang makanan tidak bisa berjualan selama subsidi minyak tanah dicabut di wilayah perbatasan.
“Adanya kenaikan minyak ini pedagang asongan di pelabuhan ini resah semua, karena tidak mampu membeli. Jualan sunyi, jadi kalau misalnya mau beli 1 liter 20 ribu ya ndak mampu beli“ ujarnya Senin (30/3/2015).
Kastari menambahkan, banyak pedagang makanan yang enggan beralih ke LPG 3 kilogram. Alasannya, selain harus menambah modal tambahan hingga sebesar Rp 500 ribu, ketersediaan gas melon di wilayah perbatasan juga masih langka.
Editor: Antonius Eko