Bagikan:

Menteri Anis Temukan Keganjilan Terkait Buku Bermuatan Paham radikal

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan menemukan keganjilan terkait buku Agama Islam dan Budi Pekerti yang diajarkan di SMA yang melaksanakan kurikulum 2013.

BERITA | NASIONAL

Jumat, 20 Mar 2015 13:36 WIB

Menteri Anis Temukan Keganjilan Terkait Buku Bermuatan Paham radikal

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan (kanan) (foto: Antara)

KBR, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan menemukan keganjilan terkait buku Agama Islam dan Budi Pekerti yang diajarkan di SMA yang melaksanakan kurikulum 2013. 

Kata Anis, ada surat dari institusi yang menyatakan tidak sanggup mereview atau mengkaji ulang buku tersebut lantaran banyaknya masalah pada isi buku. Namun tetap saja buku tersebut menjadi buku kurikulum 2013. 

Anis mengatakan, review yang tidak lengkap inilah yang menjadi alasan mengapa kurikulum 2013 hanya boleh digunakan oleh sedikit sekolah.

“Jadi penyusunan buku harus dikerjakan dengan matang. Melibatkan reviewer dari berbagai kalangan. Dan jangan mengejar waktu, yang penting tanggal sekian harus jadi. Untuk anak-anak kita, kita berkompromi ya tidak boleh. Dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip negara kita,” kata Anis Baswedan di kantornya.

Anis menambahkan, pihaknya juga sedang mengecek muatan buku-buku lain seperti Fisika, Matematika, Biologi. Buku agama lebih cepat diketahui karena semua orang akan lebih memperhatikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menginstruksikan kepada dinas pendidikan di daerah-daerah untuk menarik buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang digunakan oleh sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Buku pelajaran SMA kelas X dan XI tersebut bermuatan paham radikal yang membolehkan membunuh kaum musyrik.

Selain membolehkan membunuh orang yang dikategorikan musyrik, buku tersebut  juga berisi aktivitas romantis antara pria dan wanita. Buku tersebut sedang ditarik dari sekolah-sekolah untuk diperbaiki isinya. Sementara ini menggunakan buku pada kurikulum yang lama.

Editor: Antonius Eko  

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending