KBR, Bondowoso – Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) mengakui tingkat kesadaran masyarakat Bondowoso, Jawa Timur, terhadap penanganan bencana masih rendah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hendri Widotono mengatakan masih banyak masyarakat yang menganggap remeh suatu bencana. Hal ini dikarenakan kultur dan budaya masyarakat yang sudah terbiasa dengan bencana yang terjadi di wilayahnya.
“Untuk kesadaran masyarakat memang kurang utamanya dalam hal Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Faktornya banyak seperti kultur masyarakat yang meremehkan bencana, tapi itu tidak apa-apa, yang penting kita tanamkan harmony with disaster atau harmonis dengan bencana,” kata Hendri Widotono saat ditemui KBR, Kamis (19/3).
Dikatakan Hendri, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggap bencana, BPBD Bondowoso menyediakan anggaran sebesar Rp 400 juta untuk kegiatan sosialisasi dan pemahaman akan kebencanaan. Kegiatan ini akan difokuskan di wilayah yang rawan bencana.
Berdasarkan peta bencana yang dimiliki BPBD, Kabupaten Bondowoso
merupakan salah satu kabupaten dengan potensi bencana yang cukup banyak. Saat
ini yang paling rentan adalah angin puting beliung, longsor dan banjir. Selain
itu, Bondowoso juga memiliki dua gunung api aktif yang berpotensi erupsi yakni
Gunung Kawah Ijen dan Gunung Raung.
Editor: Antonius Eko