Bagikan:

Khawatir Serangan Wereng, Petani Banyumas Gelar Ronda

Puluhan petani di Desa Cingebul Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, rela ronda semalaman suntuk untuk menghalau serangan wereng

BERITA | NUSANTARA

Selasa, 24 Mar 2015 12:26 WIB

Khawatir Serangan Wereng, Petani Banyumas Gelar Ronda

Tanaman padi gosong mengering akibat serangan wereng. (Foto: KBR/Muhamad Ridlo)

KBR, Banyumas –Puluhan petani di Desa Cingebul Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, rela ronda semalaman suntuk untuk menghalau serangan wereng.  Pasalnya, di kabupaten tetangga, yaitu Cilacap serangan wereng sudah merusak hingga 40 persen lahan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Ngudi Mulyo, Fahrur Rozi  mengatakan jika dijaga semalaman dengan obor dan lampu petromax, wereng bakal pergi dari wilayah tersebut. Selain menyalakan obor, petani juga membakar belerang kering untuk mengusir wereng.

“Ada sebagian tapi masuknya Cilacap, tapi perbatasan. Untuk wilayah Banyumas sangat memprihatinkan. Karena perbatasannya hanya hitungan meter bukan kilometer,” kata fahrur, Selasa (24/3/2015).

“Berarti kan kita harus saling berpartisipasi, peduli, dalam arti untuk penjagaan agar jangan sampai masuk wilayah Banyumas. Andaikata sekali menanam diserang wereng maka akan susah sekali. Sebab tidak ada harapan sama sekali.”

Fahrur menambahkan penanganan dengan racun kimia sudah dicoba namun tidak efektif. Sebab wereng ini hidup di pangkal batang bagian bawah sehingga tidak terjangkau cairan insektisida.

Serangan wereng, kata Fahrur, jika tidak diantisipasi bisa menggagalkan panen. Sebab, wereng berkembang biak pada masa vegetatif atau pertumbuhan. Akibatnya pada masa generatif atau berbuah serangga berwarna cokelat keputihan ini menjadi sangat ganas. Daya rusaknya bisa mencapai 80 persen. Bahkan tahun lalu ada sebagian lahan di desa ini yang terpaksa dipusokan karena serangan wereng.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending