Bagikan:

9 Tahun di Pengungsian, Ahmadiyah Lombok Minta Bantuan Raskin

"Jadi kalau yang lain-lain seperti warga yang lain mendapat bantuan, kami tidak disentuh”

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 17 Feb 2016 21:10 WIB

Author

Hanafi

9 Tahun di Pengungsian, Ahmadiyah Lombok Minta Bantuan Raskin

Jemaat Ahmadiyah di asrama Transito Mataram (sumber: Situs Ahmadiyah)

KBR, Mataram- Pengungsi Ahmadiyah yang tinggal di asrama Transito Mejeluk Mataram, Nusa Tenggara Barat mengharapkan  bantuan pemerintah daerah setempat. Ketua RT Pengungsi Ahmadiyah Transito Syahidin mengatakan, 118 jiwa dari 29 kepala keluarga mengharapkan kepada Wali Kota Mataram yang  sekarang untuk mendapatkan bantuan seperti warga   lainnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah diberikan KTP. Sudah menjadi warga kota Mataram. Jadi kalau yang lain-lain seperti warga yang lain mendapat bantuan, bantuan raskin, kompor gas, pokoknya semacam bantuan itu tidak ada sama sekali dari pemerintah, kami tidak disentuh,” kata Ketua RT Pengungsi Ahmadiyah Transito Syahidin  kepada KBR, Rabu (17/02/2016).

Syahidin melanjutkan, “apakah dianggap kaya atau bagaimana saya nggak mengerti. Kalau di anggap kaya tentu sekali punya rumah. Nah ini kalau dikatakan miskin, yang dinamakan miskin punya rumah dia."

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pengungsi Ahmadiyah harus bekerja menjadi buruh bangunan dan pasar untuk bertahan hidup dengan hasil  tidak seberapa. Bahkan untuk memasakpun masih menggunakan tungku kayu bakar. Untuk tempat tinggal   pengungsi Ahmadiyah harus memepati bilik berukuran 3 kali 4 meter untuk satu kepala keluarga.

Sejak sembilan tahun silam, jemaah Ahmadiyah mengungsi dari desa mereka di Ketapang, Lombok Barat setelah sebelumnya mengalami intimidasi dan kekerasan yang berujung pada pengusiran paksa. Sejak itu mereka tinggal di asrama Transito Mejeluk Mataram.


Editor: Rony Sitanggang

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending