KBR, Jakarta- Anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendesak pemerintah mengembalikan aset mereka. Menurut Eks Ketua Gafatar, Mahful Tumanurung, hingga saat ini belum pernah ada pembicaraan ke arah itu.
Kata Mahful, peristiwa penyerangan di Mempawah telah menghilangkan aset-aset mereka.
"Kami hanya minta supaya aset-aset kami diperhatikan, dikembalikan, seperti itu,"ujar Ketua Gafatar, Mahful Tumanurung, di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (29/01/2016) .
Menurut Alfon Kurnia Parma dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, mereka akan mendorong penyelesaian kasus ini secara hukum. Hal yang akan diperjuangkan di antaranya soal penggantian aset, dan tindakan hukum kepada para penyerang. Namun, terkait langkah ini masih akan dibicarakan dengan para eks pengurus Gafatar.
"Terkait dengan aset-aset mereka disana, ini kan perlu dilindungi juga. Mereka kan juga warga negara Indonesia. Mereka nggak pernah bilang keluar dari Indonesia," ujar Alfon saat ditemui usai mendampingi para eks pengurus Gafatar.
Akibat fatwa sesat di berbagai daerah pada Selasa petang (19/01/2016) ratusan orang menyerang permukiman Gafatar
di desa Moton, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Mereka mengamuk
lantas membakar permukiman. Akibat serangan itu ribuan pengikut Gafatar
terpaksa mengungsi.