KBR, Mataram- Tukang potong di rumah potong hewan di Mataram, Nusa Tenggara Barai mogok. Pasalnya mereka merugi berkisar antara 500 ribu rupiah hingga 1 juta rupiah per ekor sapi. Aksi mogok motong ini akan dilakukan selama satu minggu hingga ada solusi terbaik dari pemerintah.
Salah satu Jagal, Bagus Erwin mengatakan harga sapi layak potong untuk saat ini berkisar antara 10 juta rupiah hingga 20 juta rupiah per ekor. Harga ini dipengaruhi oleh jumlah sapi potong yang ada di pasaran yang kini sedang berkurang dan mengakibatkan harga sapi melambung naik.
“Jadi kemarin jumlah motong saya itu setiap harinya berjumlah 15 ekor. Sekarang berkurang menjadi 10 ekor. Saking harga sapi di pasar itu sangat mahal dan tidak bisa dijangkau,", beber Erwin kepada KBR, Senin (25/01/2016).
Erwin melanjutkan, "jadi selama satu tahun ini para jagal mengalami kerugian, berkisar 500 hingga 1 juta per ekor sapi. Dengan saya motong 10 saja berapa saya harus rugi setiap hari."
Erwin menambahkan, dulunya di RPH Mataram terdapat 18 orang jagal namun karena keadaan sapi potong saat ini sedang tidak stabil tinggal tersisa 10 orang jagal saja. Banyak di antara mereka yang mengalami bangkrut.
Oleh karena itu para jagal berharap kepada pemerintah untuk menghentikan pengiriman keluar daerah baik itu bibit, bakalan maupun sapi potong. Imbas dari aksi mogok motong yang dilakukan oleh para jagal menyebabkan penjualan daging di pasaran berkurang dan harganya merangkan naik.
Nursehan salah seorang pedagang daging yang ada di pasar induk Kebon Roek Mataram menyatakan harga daging di pasaran saat ini berkisar antara 100 ribu hingga 120 ribu rupiah per kilo gramnya. Dengan tingginya harga daging di pasaran saat ini menjadikan daya beli masyarakat berkurang.
Editor: Rony Sitanggang