Bagikan:

Cegah Banjir Lumpur, BPBD Cilacap Keruk Longsor Tebing Sungai Cijalu

Tim juga membuat sodetan kanan dan kiri sungai sehingga memperlebar penampang sungai.

BERITA | NUSANTARA

Sabtu, 09 Jan 2016 20:26 WIB

Sungai Cijalu. (KBR/Ridlo)

Sungai Cijalu. (KBR/Ridlo)

KBR, Cilacap– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah dan Balai Besar Pengawasan Wilayah Sungai Citanduy (BWWS), Jawa Barat hari ini mulai mengeruk bendungan alami yang terbentuk akibat longsor tebing Sungai Cijalu. Kepala Pusat Komando Pengendalian BPBD Cilacap, Gatot Arif Wododo mengatakan pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat dibantu aparat gabungan dan relawan siaga bencana.

Gatot menjelaskan, penanganan bendungan ini adalah dengan cara menyingkirkan material dari tengah ke bahu sungai. Tim juga membuat sodetan kanan dan kiri sungai sehingga memperlebar penampang sungai. Diperkirakan, pengerjaan akan selesai dalam waktu dua hari.

Gatot menyatakan, pengerukan ini dipercepat lantaran dikhawatirkan akan menimbulkan bencana banjir bandang lumpur  seperti yang terjadi pada   2006 lalu. Saat itu, banjir bandang menyapu tiga desa di Kecamatan Majenang, yakni Lampeng, Mulyasari dan Pahonjean.

"Sungai jadi terbendung, jadi ada danau dadakan. Tingginya 15 meter, itu kan tenaga dan energinya kan besar sekali. Meskipun di bawahnya, permukiman di bawahnya paling dekat delapan kilo, tujuh kilometer dari situ. Tapi kan kita tidak melihat itunya." Ujar Kepala Pusat Komando Pengendalian BPBD Cilacap, Gatot Arif Wododo kepada KBR, Sabtu (09/01).

Gatot melanjutkan, "kalau kita bisa kurangi energinya, kurangi ketinggiannya, maka energinya bisa dikurangi. Padahal, posisi runtuhan material semakin banyak. Soalnya bukit di sebelah barat itu, kalau hujan semakin runtuhannya semakin turun juga."

Gatot Arif Widodo menjelaskan, jika timbunan tanah longsor yang bercampur batu dan pepohonan itu tidak segera dikeruk, berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir bandang. Bencana itu mengancam lima desa di Kecamatan Majenang, yakni Sepatnunggal, Pahonjean, Mulyadadi, Mulyasari, dan Desa Jenang.

Tebing longsor yang terjadi di kawasan Hutan Lindung Perhutani itu pertama kali diketahui warga Desa Jambu Kecamatan Wanareja pada Minggu (20/12/2015). Warga Curiga setelah Sungai Cijalu berhenti mengalir selama beberapa waktu. Setelah turun ke lokasi, diketahui tebing telah longsor menutup aliran sungai.

Warga khawatir timbunan material yang membentuk bendungan itu dapat mengakibatkan banjir bandang seperti yang terjadi pada 2006. Apalagi, saat ini bendungan alami yang terbentuk lebih besar. Data BPBD Cilacap menyebut bendung alami yang membentuk danau ini berdimenasi 25 Meter x 300 meter dengan kedalaman air mencapai 15 meter.

Editor: Rony Sitanggang 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending