Barang Mewah untuk Investasi, Emang Bisa?

"Barang mewah nggak mudah dicairkan, kalau mau jual, harus lihat juga di komunitas apa nih yang lagi tren"

Jumat, 19 Juli 2024

KBR, Jakarta - Orang-orang masih suka mantengin para crazy rich lagi flexing barang-barang branded. Banyak yang jadi kenal dengan Louis Vuitton, Chanel, Hermes, Dior, dan produk branded lainnya. Makanya wajar demand untuk barang mewah meningkat, semua orang kepengin beli. Bahkan, Asia Pasifik menjadi salah satu kawasan dengan konsumen barang mewah tertinggi di dunia, menurut Ritel Asia.

Situasi ini juga berarti memunculkan peluang investasi di luxury goods. Menurut certified financial planner Rista Zwestika, investasi di barang branded sah-sah saja. Namun, tidak semua barang mahal bisa jadi investasi.

"Apakah barang ini memang timeless, apakah memang dicari di market. Nanti bakal jadi tren lagi enggak sih? kalau misalnya enggak, udah nih, untuk kita koleksi dan kita pakai,” tutur Rista

Makanya, Rista mewanti-wanti sebelum terjun ke pasar barang mewah, kita perlu kenal dengan barang mewah beserta karakter peminatnya.

Sama seperti di instrumen lain, berinvestasi di barang mewah juga harus paham risikonya. Salah satunya soal likuditas, artinya ada risiko barang ini ketika dijual tidak langsung laku saat itu juga, sehingga luxury goods lebih cocok dijadikan investasi jangka menengah atau panjang.

"Kalau saham, dia turun, tinggal jual aja, besok udah balik, uang kita kan masuk ke rekening. Kalau ini (barang mewah) belum tentu. Kalau mau jual, harus lihat juga di komunitas apa nih yang lagi tren," ujarnya.

Baca juga: Teliti sebelum Membeli Rumah Seken

Rista Zwestika, CFP, mengatakan investasi barang mewah bukan untuk semua orang karena butuh modal yang besar dan pemahaman mendalam soal risikonya. (Foto: Dok pribadi)

Hal lain yang harus diperhatikan sebelum berinvestasi barang mewah adalah modal. Soalnya berinvestasi di luxury goods butuh uang yang tak sedikit. Selain biaya untuk membeli barang, ada juga dana perawatan supaya kualitas barang tidak menurun.

"Biaya perawatan tuh gede banget. Misalnya tas, kalau terlalu lama dalam dusty bag nanti jamuran. Otomatis ini bakalan nurunin harganya. Kelengkapan dari boks sampai kartu harus diperhatiin juga. Jadi kalau modalnya Rp100 juta, mau jual di Rp150 (juta). Belum tentu bisa," kata Rista.

Jika paham risiko dan jeli melihat peluang, investasi barang mewah bisa sangat menguntungkan.

"Mungkin kalau kita belinya 10 tahun yang lalu di harga misalnya Rp30 juta-an, saat ini kamu bisa dijual dengan harga Rp150 juta. Jadi kalau dibilang untung, ya untungnya luar biasa," ujar Rista.

Itu sebab, Rista menyarankan sebelum terjun di pasar barang mewah sebaiknya sudah kenal dengan komunitas-komunitas barang mewah, supaya memudahkan saat penjualan.

"Bisa gabung di beberapa komunitas, terus kalau ada yang jual, dia tawarin ke sini, itu bisa juga kan dapet fee broker, fee ini yang dikumpulin sehingga bisa jadi modal nanti dia jadi penjual si barang mewah tadi," ujar Rista.

Dengarkan Uang Bicara episode Barang Mewah untuk Investasi, Emang Bisa? bersama certified financial planner Rista Zwestika di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.