Saat Tubuh Sendiri Selalu Dinilai Kurang

Ketika Matamu Tak Bisa Melihat Indah Tubuhmu

Rabu, 13 Desember 2023

KBR, Jakarta- Bagaimana seseorang memandang tubuhnya sendiri di cermin? Sebagian mungkin puas dengan bentuk fisik yang dimilikinya. Dan, mungkin sebagian lagi masih merasa kurang puas. Namun, ketidakpuasan itu tak semestinya sampai membuat terus-menerus mempermasalahkan bagian tubuh yang dianggapnya tak sempurna.

Jangan sampai ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh tertentu membawa rasa malu, cemas hingga stres. Itulah mengapa, Body Dysmorphic Disorder perlu diwaspadai.

Body Dysmorphic Disorder membuat seseorang terus-menerus memikirkan satu atau lebih ‘kekurangan’ pada fisik, yang sebenarnya tidak dianggap masalah oleh orang lain. Bahkan, aktris dan model berkebangsaan Amerika Serikat Megan Fox mengaku dirinya mengalami Body Dysmorphia.

Aktris yang terkenal lewat perannya sebagai Mikaela Banes di film Transformer itu, mengatakan dirinya tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya. Bahkan dia tak percaya diri ketika bercermin. Pengakuan ini kemudian membuat istilah Body Dysmorphia atau Body Dysmorphic Disorder (BDD) mendapatkan perhatian netizen.

Apa itu Body Dysmorphia?

Body Dysmorphia atau Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan mental yang ditandai ketidakpuasan diri terhadap fisik dan bentuk tubuh.

Meski ketidakpuasan atau ketidakpercayaan diri adalah hal wajar dan mungkin dialami setiap orang, tapi berbeda dengan BDD. Dilansir laman SehatQ dari Kementerian Kesehatan, seseorang dengan BDD mengalami rasa minder yang lebih parah atau memiliki kecenderungan sulit menerima bentuk fisik.

Psikolog dari Layanan Kesehatan Online KALM, Cut Maghfirah Faisal, M.Psi, Psikolog mengatakan seorang BDD memiliki obsesi berlebih mengenai penampilan diri sendiri. obsesi ini bersifat negatif dan dapat membuat kita melihat tubuh sendiri secara tidak realistis.

"Kita melihat penampilan kita, kita melihat tubuh kita secara tidak realistis. Jadi dimata orang lain biasa aja. Tapi dimataku ada yang aneh, di mata kita ada bagian-bagian tubuh yang aneh. Padahal biasa aja. Karena ada obsesi ini, akhirnya terpengaruhnya pikiran kita, perasaan kita, action kita," ungkap Cut Maghfirah.

Baca juga:

Gak Sekedar Pede, Narsis Bisa Jadi Gangguan Mental Loh!

Tak Sekadar Menghindar Interaksi Sosial

Tengah Tersiksa tapi Tampak Tegar

Gak melulu terobsesi mempercantik diri, menurut Psikolog Cut Maghfirah, Body Dysmorphic memiliki dampak yang luas bagi seseorang. Pasalnya, BDD berbeda dengan ketidakpercayaan diri biasa lantaran tingkatan ketidakpercayaan dan obsesi terhadap penampilannya kurang terkendali.

"Mungkin kalau dari segi pikiran kita, jadi berfikir eh aku jelek banget. Jadi berfikir, orang lain pasti sadar aku jelek banget. Terus ujung-ujungnya, karena pikirannya begitu, jadinya cemas takut, malu. Akhirnya action kita jadi terobsesi jadi cantik berlebihan. Bahkan kita jadi takut ketemu sama orang. Karena kita berfikir, orang lain melihat kita secara negatif," ujarnya.

Beberapa tanda dan ciri yang bisa ditunjukkan pengidap gangguan dismorfik tubuh, misalnya:

  • Takut bahwa orang lain menilainya berdasarkan fisik dan anggota tubuh yang menurutnya tidak menarik
  • Sulit menjalani kehidupan sosial, seperti dalam karir atau berkeluarga
  • Selalu ingin mendapatkan jaminan dari orang lain, bahwa penampilannya sudah menarik
  • Cemas dan depresi
  • Terlalu fokus pada bagian tubuh atau wajah tertentu
  • Terlalu sering mematut diri di depan cermin
  • Harga diri (self-esteem) yang rendah
  • Berusaha menghindari interaksi sosial, dan lainnya

Meski demikian, seseorang tak boleh melakukan diagnosa sendiri berdasar ciri tersebut. Perlu diagnosa lebih lanjut oleh profesional untuk mengetahui seseorang mengalami BDD. 

Lebih lanjut soal gangguan Body Dysmorphia, kita simak di link berikut ini: