Hari terakhir di tahun 2012 adalah hari terdingin sepanjang tahun di New Delhi.
Tapi pendemo yang bertahan di Lapangan Jantar Mantar tetap bergeming.
Sonali Singh, 22 tahun, membawa poster dan lilin; sementara yang lainnya menuntut keadilan bagi korban pemerkosaan beramai-ramai yang meninggal sehari sebelumnya.
“Kami di sini untuk mendukung penyelesaian kasus ini. Jumlah kami akan terus bertambah setiap hari, tak peduli suhu di sini 4 derajat, 5 derajat, sedang Tahun Baru atau apa pun.”
Pendemo lainnya, seperti Dipika, 25 tahun, berjalan lebih dari 300 kilometer dari negara bagian Uttar Pradesh untuk menyampaikan bela sungkawa.
“Dia adalah martir bagi kami, begitu kami memandangnya. Kami menghormati dia dan berterima kasih padanya karena telah membangunkan negeri ini yang masih tidur sampai sekarang dalam memperjuangkan nasib perempuan di negeri ini. Kami akan terus berdemo dan tak berhenti sampai di sini.”
Pemerintah belum mengungkapkan nama korban pemerkosaan ini.
Pada 16 Desember lalu, mahasiswa jurusan fisioterapi ini sedang dalam perjalanan pulang bersama pacarnya dalam sebuah bus.
Ketika bus masih bergerak, 6 laki-laki mabuk, termasuk supir bis, mulai memperkosanya. Saat pasangan ini mencoba melawan, mereka dipukuli dengan batang besi.
Pasangan ini lantas dibuang keluar dari bus yang terus melaju, kata Neeraj Kumar, Kepala Kepolisian Delhi.
“Begitu polisi mengetahui kejadian ini, seketika itu juga banyak orang datang ke lokasi tersebut. Pasangan itu ditemukan tanpa busana, lantas dibawa ke sebuah hotel terdekat, pinjam seprei dari sana untuk menutupi tubuh mereka. Lantas mereka dibawa ke rumah sakit.
Sepanjang karir saya, ini adalah kasus pemerkosaan paling brutal.”
Kejadian ini membuat negeri ini sangat terkejut.
Ribuan orang dari berbagai latar belakang berdemo ke jalan-jalan di berbagai kota di India untuk menunjukkan kemarahan mereka atas kasus ini.
Indian Gate di New Delhi menjadi pusat demo, dengan ribuan orang tumpah rumah di sana untuk berdemo dan menyalakan lilin untuk menuntut tindakan tegas dari pemerintah.
Sharmila Tagore adalah seorang aktris Bollywood.
“Perempuan ini telah menjadi korban kebrutalan. Batang besi itu dimasukkan ke dalam tubuhnya, bagian dalam tubuhnya rusak berat, dia dilempar keluar dari bus, dia berjuang untuk hidup. Ini sangat mengganggu pikiran kami. Cukup sampai di sini! Kami harus mengatakan kalau ini tak bisa lagi diterima. Kita harus melakukan sesuatu.”
Sejumlah anggota Parlemen kini menuntut aturan hukum yang lebih ketat dan hukuman yang lebih berat untuk mengatasi berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan.
Sushma Sawraj adalah pemimpin oposisi dari Majelis Rendah Parlemen.
“Ini bukan satu-satunya kasus. Kejadian seperti ini berlangsung setiap hari dan perempuan yang harus menjadi korban ada yan gmeninggal, ada yang berhasil bertahan. Tapi mereka berubah jadi seperti mayat hidup. Tidakkah pelaku kejahatan seperti itu harus dihukum di tiang gantungan?”
Menurut data Biro Data Kejahatan Nasional, lebih 20 ribu kasus pemerkosaan dilaporkan di India pada tahun 2011; lebih dari 500 kasus terjadi di New Delhi.
New Delhi dikenal sebagai salah satu kota paling berbahaya bagi perempuan; dan kerap disebut sebagai ‘ibukota pemerkosaan’ di India.
Korban pemerkosaan beramai-ramai itu sempat diterbangkan ke Singapura untuk perawatan lanjutan; sampai akhirnya dinyatakan meninggal.
Protes terus berlanjut untuk menuntut hukuman mati bagi 6 laki-laki yang dituding terlibat kasus ini. Sementara itu Pemerintah berjanji akan memberikan hukuman yang setimpal dan mengambil langkah tepat untuk menjamin keamanan perempuan.
Sonia Gandhi adalah Presiden Congress Party dan ketua aliansi yang berkuasa.
“Kami bersumpah kalau sang korban akan mendapatkan keadilan. Perjuangannya tidak akan sia-sia. Dan bagi kalian yang sudah ikut memperjuangkan keadilan untuknya, mengekspresikan kemarahan secara publik, dan telah memberikan dukungan penuh, saya ingin meyakinkan kalian kalau suara kalian telah didengar. Sebagai seorang perempuan dan ibu, saya memahami apa yang kalian rasakan. Saya minta kalian tetap tenang dan bersama-sama kami memperjuangkan solusi untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.”
Pemerintah telah menunjuk Komisi Yudisial untuk menyelidiki kasus ini dan membentuk panel untuk mengkaji ulang aturan hukum terhadap pemerkosaan yang masih berlaku.
Pengadilan jalur cepat untuk kasus pemerkosaan juga dibentuk – dengan satu pengadilan khusus untuk kasus pemerkosaan beramai-ramai di New Delhi. Polisi telah memasukkan gugatan terhadap 6 laki-laki yang dituding terlibat kejahatan ini.
Dharmendra Kumar adalah Komisi Khusus Kepolisian.
“Bagian dari KUHP soal pembunuhan telah ditambahkan untuk kasus ini. Jaksa publik ternama telah ditunjuk untuk pengadilan kasus ini lewat jalur cepat, yang ditangani hari per hari. Ini akan jadi upaya kami untuk menjamin hukuman seberat-beratnya bagi para pelaku.”
Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah lainnya, termasuk meningkatkan kehadiran polisi di jalanan, penjagaan polisi bagi penumpang bus serta jalur bantuan khusus untuk perempuan.
Slogan ‘tidak lagi’ bergema di penjuru India setelah kejadian ini.
Tapi meski protes nasional terus berlangsung, sedikitnya 6 kasus pemerkosaan telah dilaporkan di New Delhi dan sekitarnya dalam dua pekan belakangan.